Heronima Emiliana Loba, biasa dipanggil Ibu Helni, awalnya bekerja sebagai staff Sekretariat Daerah (SETDA) Kabupaten Sumba Barat Daya. Pada tahun 2021, Ibu Helni bergabung dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumba Barat Daya sebagai petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Ia ditempatkan di BPP Kecamatan Wewewa Tengah untuk mendampingi 19 kelompok tani di Desa Kanelu dan Limbu Watu. Dua di antaranyam yaitu kelompok tani Tari Miku dan kelompok tani Manuwai, merupakan kelompok tani binaan Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) melalui program Peningkatan Mata Pencaharian Pertanian melalui Pendekatan Terpadu (PERMATA) yang didukung oleh William & Lily Foundation (WLF).
Bekerja beriringan dengan petugas lapangan (TFO) YBTS, Ibu Helni mencermati dampak yang dirasakan oleh para anggota kelompok tani selama berjalannya program. “Meskipun ada keluhan terkait aturan dan jadwal yang diberikan dan dianggap sulit, namun seiring berjalannya waktu, petani dapat memahami tips dan trik dalam budidaya hortikultura. Beberapa petani bahkan terus melanjutkan kegiatan menanam sayuran,” jelasnya. Para petani juga mulai mempertimbangkan kebutuhan pasar dalam perencanaan tanam mereka. Bahkan, saat ini konsep praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) perlahan diperkenalkannya kepada kelompok tani di desa lain. Ia berharap pelajaran ini dapat terus diterapkan oleh para petani.
Selain memberikan manfaat bagi kelompok tani, Ibu Helni sendiri telah merasakan banyak manfaat berkolaborasi dengan YBTS. “Sebagai seorang PPL yang baru memiliki pengalaman selama 2 tahun, saya memperoleh banyak pengetahuan baru. Selain GAP, saya juga ikut belajar mengatur jadwal dan kalender pasar, yang sebelumnya mungkin hanya mengikuti tanam tanpa mempertimbangkan permintaan pasar,” jelasnya. Ia juga menyadari adanya berbagai peluang untuk meningkatkan perekonomian para petani. Oleh karena itu, sebagai PPL, ia berupaya mengubah pola pikir petani agar secara perlahan beralih ke usahatani yang menjanjikan dari segi ekonomi. Ibu Helni berharap, dengan menerapkan ilmu yang telah diajarkan dalam program PERMATA, akan ada lebih banyak petani yang berhasil dalam usahatani hortikultura. Meskipun perjalanan ini tidak mudah, Ibu Helni yakin bahwa kesuksesan itu bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dicapai. “Terima kasih kepada YBTS dan WLF atas ilmu, kesabaran, dan semangat kebersamaan yang telah diberikan. Meskipun kolaborasi ini berakhir terlalu cepat, saya harap akan ada waktu untuk berkolaborasi lagi. Salam tani,” pungkasnya.